Perbedaan Teh Hitam Orthodox Dan Ctc – Jakarta – Indonesia memiliki teh dengan rasa yang unik. Bersama pakar teh Ratna Somantri, peserta diajak belajar tentang teh hitam ortodoks dan CTC.
Untuk kelima kalinya, Sabtu (28/17) didukung oleh 2Tang, Detik kembali menggelar ‘Indonesia Tea Class’ di Almond Zucchini Cooking Studio di Jakarta Selatan.
Perbedaan Teh Hitam Orthodox Dan Ctc
Lagi-lagi, kelas ini diisi oleh peminat teh Indonesia yang serius. Banyak orang datang tidak hanya dari Jakarta tetapi juga dari luar kota untuk berpartisipasi dalam kesadaran minum teh pagi.
Melihat Langsung Proses Pembuatan Teh Di Pabrik Teh Malabar
Sebagai ahli teh Indonesia, Ratna Somantri membuka kelas yang menjelaskan sejarah, jenis teh, proses produksi dan cara membuatnya dengan benar.
Indonesia adalah produsen teh terbesar ketujuh di dunia. Namun, masih banyak orang yang belum mengetahui tentang teh Indonesia.
“Masyarakat Indonesia banyak yang belum mengenal daun teh yang berasal dari Indonesia. Meski tidak sepopuler teh dari Jepang, China, Korea, dan negara lain, Indonesia memiliki ragam teh dengan rasa yang kurang menarik dibanding negara lain,” kata Ratna dalam presentasinya.
Ratna juga menjelaskan tentang dasar-dasar teh. Teh adalah daun tanaman Camellia sinensis. Adapun minuman yang terbuat dari herba atau bunga seperti chamomile, rosella, dan jati belanda tidak bisa disebut teh, melainkan tisane.
Tugas Pengolahan Teh
“Hampir mirip dengan varietas kopi. Kopi memiliki varietas Arabica dan Robusta, sedangkan teh memiliki varietas yang berbeda, Camellia sinensis dan Assamica. Padahal keduanya memiliki karakteristik dan rasa yang berbeda,” jelas Ratna.
Camellia sinensis tumbuh subur pada suhu dingin dan toleran terhadap panas, dengan ukuran daun yang kecil, aroma yang manis dan rasa yang manis. Meskipun Asamica memiliki karakter berdaun besar, namun rasanya kuat (body). Jadi lebih cocok sebagai sarapan ala Inggris dan teh Indonesia yaitu nagitel (hot, leggy, kentel). Asamika jenis ini cocok ditanam di daerah tropis, sehingga lebih dari 90 persen asamika ditanam di Indonesia, sehingga meskipun proses pengolahannya sama, namun rasanya berbeda.
Ratna pun menjelaskan perbedaan teh hitam. “Di China, teh hitam memiliki sejarahnya sendiri dan tidak bisa dibahas secara utuh dalam satu hari. Jadi saya akan menjelaskan teh hitam di Indonesia menjadi dua bagian, Ortodoks dan CTC.”
Teh hitam biasanya dibuat dengan menggunakan metode ortodoks (masih dalam bentuk daun) dan metode CTC (crush, tear and curl) yaitu metode oksidasi, pengeringan, grading dan pengepakan.
Berita Dan Informasi Ratna Soemantri Terkini Dan Terbaru Hari Ini
Meski jenis teh hitam ortodoks ini jarang terlihat, namun banyak penggemar teh hitam ortodoks karena karakteristik rasanya yang khas. Sedangkan sistem CTC (Crushing Tearing Curling) merupakan sistem pengolahan teh hitam yang relatif baru di Indonesia.
Pengolahan teh hitam CTC merupakan metode pengolahan yang memerlukan wadding sangat ringan dengan karakteristik hard rolling, sedangkan metode pengolahan orthodox memerlukan wadding berat dengan karakteristik rolling ringan.
Teh dihasilkan dari pucuk tanaman teh yang dipetik menggunakan siklus 7 sampai 14 hari. Hal ini tergantung dari kondisi tanaman di masing-masing daerah, karena mempengaruhi jumlah hasil yang diperoleh. Selain mempengaruhi kuantitas hasil teh, cara pemanenan daun juga menentukan kualitas produk.
Menurut Ratna, ada tiga faktor yang mempengaruhi karakteristik teh, yakni jenis klon (biji), tempat tumbuh tanaman, dan pengolahan teh. Iklim memengaruhi rasa teh dan tempat penanamannya.
Teh Celup Cap Dandang Black Tea / Dandang Black Tea / Teh Celup Cap Dandang
Peserta berkesempatan mengamati, mencium, dan mencicipi berbagai jenis teh. Sambil mencicipi rasa teh seduhan, antara lain teh hijau, teh hitam, teh putih, dan teh oolong, peserta memberikan komentar beragam. Ini termasuk teh hijau andalan 2Tong, teh hitam dan teh putih.