Skip to content
Apa Beda
Menu
  • About
Menu

Perbedaan Knalpot Satria Fu Cbu Ckd Dan Scd

Posted on March 3, 2023 by ApaBeda

Perbedaan Knalpot Satria Fu Cbu Ckd Dan Scd – Bro dan sis pengguna Suzuki Satria Fu mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah CKD dan CBU.

Kita semua tahu bahwa Satria Fu sudah beberapa kali mengganti knalpotnya. Selama ini kita tahu Satria Fu menggunakan knalpot CKD dan CBU sebagai knalpot standar.

Perbedaan Knalpot Satria Fu Cbu Ckd Dan Scd

Nah Sobat, selain digunakan sebagai knalpot atau silinder standar Satria Fu, sebenarnya pengguna motor lain juga suka dengan knalpot Satria Fu. Hal ini bisa dimaklumi, karena knalpot Satria Fu sendiri cukup bagus dan terlihat seperti racing.

Jual Header_knalpot_satria Harga Terbaik & Termurah Maret 2023

Nah bagi kita yang penasaran dengan perbedaan knalpot CKD dan CBU, langsung saja simak artikel kami. Mungkin nanti akan berguna bagi kita untuk membedakan kedua jenis kebocoran tersebut.

Seri knalpot standar Satria Fu adalah knalpot CKD atau silinder buatan lokal Indonesia. Knalpot ini sendiri di emblemnya hanya bertuliskan Suzuki tanpa embel-embel Thailand. Dari penuturan beberapa pengguna knalpot CKD, suara knalpot CKD lebih garing dan gemericik (wow kayak rantai). Juga kalau tidak salah, knalpot CKD ini hanya memiliki satu lubang di silindernya.

Knalpot CBU Suzuki Satria F merupakan knalpot yang diproduksi di Thailand. Satria F lama menggunakan seri knalpot ini yang beberapa partnya didatangkan dari Thailand. Jadi pada dasarnya perbedaan peredam atau silinder CBU dan CKD adalah dari mana produk tersebut dibuat. Dimana knalpot CKD dibuat di Indonesia, dan knalpot CBU dibuat di Thailand. Selain itu, silinder CBU memiliki embel-embel Thailand di bawah lencana Suzuki. Dari keterangan beberapa pengguna CBU, knalpot ini memiliki dua lubang pada silindernya dan dianggap lebih keras dari pada silinder CBU.

Yamaha Honda Kawasaki Suzuki Viar TVS Minerva Benelli Kymco Sym SM Sport Vespa Piaggio Harley Davidson Aprilia Ktm BMW Indianer Ducati KeewayCfmotoJakarta – Sepeda motor dengan model ayam jago (ayago) belakangan ini memang sedang menjadi primadona. Suzuki Satria FU merupakan salah satu sepeda motor pionir yang menjadi barometer saat itu. Sepeda motor ini menjadi salah satu ikon sepeda motor kencang yang pernah merajai penjualan di Indonesia. Namun kini eksotisme sepeda motor ini semakin menjadi-jadi seiring dengan beralihnya masyarakat ke sepeda motor matic. Sebelum membeli motor ini, ketahui dulu penyakit Suzuki Satria FU yang sering terjadi.

Jual Striping Satria Fu 2007 Terbaru

Bisa dibilang sakit motor ini tidak terlalu parah. Bahkan bagi sebagian orang, motor ini masih dianggap sebagai salah satu motor yang paling nyaman dikendarai setiap hari. Suzuki Satria FU merupakan motor sport yang masih memiliki banyak penggemar terutama di beberapa daerah di Indonesia. Salah satu kelebihan motor Suzuki Satria FU ini adalah banyaknya transmisi.

Untuk ukuran motor rooster, motor ini memiliki transmisi 6 percepatan. Keenam transmisi ini dinilai sebagai salah satu keunggulan sepeda motor ini. Selain jumlah persneling yang banyak, sepeda motor ini juga memiliki desain yang terbilang sporty. Motor ini merupakan generasi penerus dari Suzuki Satria yang sebelumnya menggunakan mesin 2 tak alias smoked.

Salah satu masalah pada sepeda motor Satria FU adalah mesinnya. Mesin sepeda motor Satria FU terkadang cukup sulit untuk dihidupkan. Selain itu, kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin ini dinilai mengganggu. Belum lagi gejala “Brebet” saat mesin bekerja dengan kecepatan rendah. Gejala ini terasa hampir sama dengan gas, yaitu terasa lamban merespon putaran bukaan throttle.

Mengapa ini terjadi? Hal ini biasanya terjadi karena disebabkan oleh sistem pengapian dan setelan karburator. Jika penyebabnya adalah sistem pengapian, elektroda di busi mungkin sudah mulai melemah. Sedangkan pada karburator, kemungkinan terjadi kebocoran pada intake atau bagian karet vakum. Jika terjadi kerusakan pada karet penyedot bensin otomatis akan datang terlambat dan akan sulit untuk direm, kecuali gejala “Brebet”.

Leher Knalpot Satria Fu Standart Ori Sgp Old New Ckd Cbu Scd Facelift Reog 2004 Sampai 2015

Situasi lain adalah ketika mesin sulit dihidupkan saat sepeda motor dalam keadaan hujan atau setelah mencuci sepeda motor. Biasanya hal ini disebabkan adanya korsleting antara kabel busi dan arde di mesin atau rangka akibat air yang tersambung. Hal ini disebabkan posisi mesin yang vertikal dan dekat dengan roda depan memudahkan air masuk ke tutup busi. Jika tidak ada korsleting, periksa lubang pembuangan di bawah sambungan knalpot dari kotoran.

Suzuki Satria FU terkadang memiliki suara bising pada mesinnya. Selain karena sudah cukup tua, rantai sentris adalah penyebab dari hal lain. Rantai tengah biasanya mulai kendor karena usia. Rantai sentris biasanya memiliki beban kerja yang berat, harus memutar kedua komponen camshaft dan menjaga saluran tenaga dari crankshaft.

Selain masalah di rantai sentris, ada juga masalah lain di bagian tensioner. Rantai biasanya melepaskan ketegangan saat digunakan. Dengan menggantinya dengan suku cadang baru, masalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Lalu apa saja permasalahan lain yang ada pada Suzuki Satria FU ini? Mesin biasanya berputar dengan cepat. Mesin Suzuki Satria FU dinilai lebih cepat panas dibanding motor lainnya.

Meski motor ini memiliki cc yang sama dengan motor sport, namun sistem pendinginannya berbeda. Jika kebanyakan motor sport menggunakan pendingin radiator, Suzuki Satria FU menggunakan oil cooler. Oil cooler ini merupakan alat yang dapat menurunkan suhu oli pada mesin. Panas dari mesin terasa di kaki-kaki akibat aliran udara yang melewati oil cooler kecil. Namun hal ini masih bisa diatasi dengan melakukan beberapa cara sederhana.

Jual Knalpot Satria Harga Terbaik & Termurah Februari 2023

Cek saja komponen pendingin mesin, misalnya cek kondisi cairan oil cooler. Karena bahan ini rentan penyok saat menerima tekanan dari batu atau semprotan mesin cuci. Sebagai tindakan pencegahan, Anda dapat memasang penutup pelindung pada oil cooler untuk mencegah benda mengenai oil cooler. Selain oil cooler, pastikan juga kualitas dan kuantitas oli mesin dalam kondisi baik. Karena selain sebagai pelumas, oli mesin juga berperan sebagai cairan untuk mendinginkan mesin.

Penyakit yang satu ini mungkin merupakan kekurangan yang paling sering dialami para pengguna Satria FU. Transmisi ini dinilai cukup sulit untuk ditempatkan pada posisi NETRAL. Untuk apa? Sejauh ini belum ada alasan pasti mengapa transmisi Satria FU sulit dinetralkan. Namun, mengikuti pengalaman beberapa pemilik Satria FU yang mengalami keluhan serupa, mereka menyarankan untuk mengganti oli dan menyetel ulang kopling.

Untuk pemilik baru, coba gunakan oli mesin dengan bahan semi sintetik. Coba juga ubah posisi kopling saat mengganti oli mesin. Pengguna baru dianjurkan untuk menyetel pegangan kopling di atas. Biasanya dengan menyetel kopling ini, masalah agak teratasi. Hingga saat ini Satria FU masih memiliki banyak penggemar berat. Soal harga, motor ini memiliki harga yang cukup berbeda.

Harga bekas kini dianggap jauh lebih murah dari harga baru. Terutama sepeda motor kopling yang pamornya mulai berkurang seiring beralihnya masyarakat Indonesia ke sepeda motor matic. Jadi, menurut Anda, siapa yang ingin Anda ingat dengan motor ini? Dan, kamu sudah pernah menggunakan sepeda motor ini kan saat sekolah?

Jual Knalpot Satria Harga Terbaik & Termurah Maret 2023

Tags: harga suzuki satria fu bekas kekurangan satria fu kekurangan suzuki satria fu penyakit satria fu satria fu suzuki satria suzuki satria fu

Rizen Panji menghabiskan bahan bakar hobinya di akhir pekan. Dan pasti tergila-gila dengan mobil tua apalagi mobil model dua pintu. Nah, seperti diketahui, FU dibekali teknologi DOHC (Double Over Head Camshaft) yang disebut-sebut akan garang di putaran mesin tinggi. Saya sendiri belum membuktikannya, karena Si Belang masih dalam masa inreyen.

Jadi saya hanya jerit mesin maksimal 4000rpm. Inti dari teknologi ini adalah ekstrusi profil pada camshaft as/kem/cam/ camshafts memberi tekanan langsung pada batang katup dan menutupinya terlebih dahulu dengan pita dan bahu. Mesin sepeda motor ini memiliki 2 camshafts (dan tua) untuk menampung sepasang katup masuk dan sepasang katup buang. Teknologi ini memiliki keunggulan dalam mengurangi beban kerja mesin karena meniadakan komponen rocker arm dan baut penyetelan celah katup. Dimana celah klep diatur dengan mengatur ketebalan shim pada batang klep dengan spesifikasi pabrikan atau preferensi kita. konon (saya sebenarnya pernah baca, tapi lupa sumbernya. Jadi jangan sebut hoax..) bahwa sistem shim ini bisa menjaga tegangan klep hingga 10.000 km dalam pemakaian normal *style alay de Tentu saja akan berbeda ..

Namun kelemahannya adalah membutuhkan rantai motor/rantai yang panjang sehingga membutuhkan tekanan tegangan yang stabil. Alhasil terdengar di mesin seram – yang tangannya belum tamat SMA, dan seperti gas geber2 – ada bunyi ceri atau Cek.. dicek.. dicek. .(bagaimana mengejanya : ?:) karena tegangan pada rantai mesin yang kendor cepat melemahkan penegang.

Perbedaan Knalpot Ckd Dan Cbu

Speedometer ini berbeda dengan FU tipe lama, baik CBU/impor maupun CKD/lokal. New FU memiliki fitur SDMS (Suzuki Drive Mode System) yang disinkronkan dengan tachometer. fitur ini sebenarnya tidak mempengaruhi pengapian sama sekali, hanya menyalakan lampu shift putih sesuai rpm/putaran mesin yang di setting. Mode ini memiliki 3 opsi: “ECO” (ekonomis), “PWR” (daya), “-” (mati / normal). Dengan rincian:

– ECO : Shiftlight kedip di 4500-5500 rpm, lalu shiftlight selalu menyala di rpm di atas 5500. Menurut saya untuk motor yang masih periode Inreyen-Suzuki ada 2 kriteria sampai 500km dan 1600km saya pilih yang kedua agar lebih baik – wajib menginstal mode di ECO, karena mesinnya tidak terlalu berisik. Atau bisa juga secara otomatis dalam mode ECO oleh pabrikan dan ketika mencapai 1600 bisa dipilih secara otomatis. Sayang sekali orang-orang Alay mengabaikan hal ini, karena mereka seolah ingin “wow” dengan berbalik dan menghempaskan diri ke inreyen.. Apakah alasannya “benar?”

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

©2025 Apa Beda | Design: Newspaperly WordPress Theme